Iklan

KiKi
Minggu, 09 Juni 2024, Juni 09, 2024 WIB | Dibaca: 0 kali
Last Updated 2024-06-09T14:39:06Z
bacawaliberita terkini

Kader NU Daftar Bacawali Lewat PSI

Advertisement

BhirawaNews, Surabaya  – Dewan Pakar Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Dwi Astutik resmi mendaftar bakal calon wali kota (Bacawali) di DPD PSI Surabaya. Dia menjadi satu-satunya representasi perempuan yang mendaftar untuk gelaran Pilwali Surabaya mendatang.

Peraih Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Airlangga Surabaya itu datang dengan ditemani beberapa orang dekatnya termasuk beberapa pengurus fatayat NU Kota Surabaya. “Ini adalah ikhtiyar atas dorongan beberapa tokoh masyarakat, ormas sekaligus memenuhi panggilan dari beberapa tokoh partai politik,” kata Dwi Astutiek, Sabtu (8/7/2024).

Dia mengaku tak hanya satu dua tokoh yang mendorong dia untuk ikut berkompetisi dalam Pilwali Surabaya mendatang. Tetapi, banyak tokoh yang mensupport dan mendukungnya untuk memperbaiki masa depan Surabaya.

“Itu hanya lokal ya, karena ada yang dari Jakarta yang tidak elok kalau saya sampaikan di forum ini,” terang perempuan yang kini menjabat Sekretaris Dewan Pendidikan Jatim ini.

Sementara itu, Plt Ketua DPD PSI Surabaya, Shobikin menyebut hingga saat ini hanya Dwi Astutik satu-satunya Bacawali Surabaya perempuan yang mendaftar ke PSI. “Sebagai representasi perempuan, langkah Bu Dwi Astutik sungguh patut diapresiasi oleh siapapun,” ujar Shobikin.

Dalam pandangan PSI, keberanian Dwi Astutik untuk mendaftar sebagai Bacawali, harus dimaknai sebagai langkah awal untuk berbuat yang terbaik demi warga Surabaya. “Selain memiliki keberanian, Bu Dwi juga telah menunjukkan niat baik untuk membangun Kota Surabaya. Itu merupakan nilai yang luar biasa,” ujar dia.

Shobikin menambahkan, semua calon yang mendaftar memiliki peluang yang sama dalam mendapatkan rekom dari PSI. Yang pasti partainya, sesuai arah dan kebijakan DPP akan sangat selektif menelusuri rekam jejak calon yang akan diusung. “Kita pasti pelototi plus-minus tiap calon yang mendaftar ke PSI. Tapi keputusan akhirnya tetap di DPP. Kita hanya memfasilitasi saja,” terang Shobikin.

Bagaimana peluang Dwi Astutik? “Yang pasti, yang tidak mendapatkan peluang adalah mereka yang tidak sejalan dengan DNA PSI dan tidak memiliki komitmen dalam memberantas korupsi,” pungkas Shobikin.[Arif/bhirawa ]