Advertisement
BhirawaNews, Jember - Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Asri bekerja sama dengan PT. Nufarm Indonesia menggelar Temu Tani (Expo Solution) pada Kamis (12/9) di lahan Desa Purwoasri Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 150 anggota kelompok tani serta perwakilan dari Dinas Pertanian setempat. Agenda utama pertemuan kali ini adalah membahas strategi peningkatan hasil panen serta sosialisasi terkait Obat Herbisida.
Dalam usaha meningkatkan produktivitas pertanian, penanganan gulma pada tanaman jagung menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Gulma merupakan tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman utama, seperti jagung, dan dapat bersaing dengan tanaman tersebut dalam hal unsur hara, air, serta sinar matahari. Jika tidak dikelola dengan baik, gulma dapat menurunkan hasil panen secara signifikan.
" Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, penanganan gulma pada tanaman jagung menjadi salah satu aspek yang sangat penting " Tuturnya Kades Purwoasri Syaiful Bahri
Menurut para ahli pertanian, gulma pada lahan jagung dapat menurunkan produktivitas hingga 40%, bahkan lebih jika gulma dibiarkan tumbuh tanpa pengendalian yang tepat. Selain itu, keberadaan gulma juga dapat memfasilitasi penyebaran hama dan penyakit, yang pada akhirnya akan merusak kualitas tanaman jagung.
" Gulma pada lahan jagung dapat menurunkan produktivitas hingga 40%, bahkan lebih jika gulma dibiarkan tumbuh tanpa pengendalian yang tepat ". Ungkap PPL Desa Purwoasri Hari Murtiyoso
Bapak Hari mengharapkan petani dapat meningkatkan produksi jagung sehingga pendapatan petani bertambah yg pada akhirnya meningkat kesejahteraan hidupnya.
" Saya selaku PPL Desa Purwoasri Kecamatan Gumukmas sangat berterima kasih kepada PT. NUFARM INDONESIA yang telah memberikan solusi penanganan gulma dengan penggunaan obat herbisida Roundup bagi petani dalam hal pengendalian gulma yang efektif dan efiesien bagi petani jagung khususnya. " Pungkasnya Hari Murtiyoso, S.ST
Penanganan gulma dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti penyiangan manual, penggunaan herbisida, atau sistem tumpangsari yang efektif. Penggunaan herbisida harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat efek sampingnya pada lingkungan. Sementara itu, penyiangan manual dianggap lebih ramah lingkungan, meski membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.
Penerapan teknologi pertanian modern juga dapat membantu mengurangi keberadaan gulma di lahan jagung. Misalnya, penggunaan mulsa dan teknik budidaya yang tepat dapat menghambat pertumbuhan gulma sejak dini. Dengan manajemen yang tepat, petani dapat memaksimalkan hasil panen jagung dan menjaga keberlanjutan lahan pertanian.
Kesadaran akan pentingnya pengelolaan gulma diharapkan semakin meningkat di kalangan petani, sehingga hasil pertanian, khususnya jagung, bisa terus meningkat dan mendukung ketahanan pangan nasional. (Red)