Advertisement
BhirawaNews,Surabaya-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan meratakan kembali jumlah kios Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di pasar-pasar tradisional.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, keberadaan kios TPID penting untuk menstabilkan harga bahan pokok.
“Karena itu saya minta kios TPID-nya harus dikuatkan lagi. Saya sudah instruksikan ke Asisten 2, Bagian Perekonomian dan PD Pasar Surya untuk membuat TPID di setiap pasar,” kata Eri pada Sabtu (14/9/2024).
Hingga saat ini, baru 40 Kios atau Warung TPID di pasar yang dikelola PD Pasar Surya, tersebar di Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo Surabaya, serta lainnya.
Menurutnya masih ada pedagang pasar yang menjual minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) misalnya Pasar Kembang.
“Alhamdulillah semua harga sudah terpantau normal, seperti beras, gula dan ayam. Namun minyak dalam satu bulan ini HET-nya Rp15.700, tapi pedagang dapatnya Rp15.500, kadang ada yang Rp15.700,” ungkapnya.
Ke depan, pasar yang belum punya Kios TPID harus ada agar bisa jadi tempat belanja bahan pokok bagi para pedagang.
“TPID menyediakan bahan pokok, seperti beras, gula dan minyak. Tapi tidak dibuat eceran, dibuat pedagang kulakan. Jadi pedagang ini mendapat kepastian harga HET pemerintah. Sehingga pedagang itu kalau beli minyak tidak ambil dari tempat lain. Nah, itu tugasnya pemerintah untuk menjaga inflasi,” tambahnya.
Eri mengaku sudah meminta PD Pasar Surya untuk aktif melakukan pengecekan harga bahan pokok di pasar.
Pengecekan ini untuk memastikan harga bahan pokok di pasar sudah sesuai HET.
“Nah, setiap waktu, setiap saat, PD Pasar harus mengecek itu, sambil dilihat apakah harga naik atau tidak,” tandasnya. (Harry BN)